Feeds:
Pos
Komentar

Tips dan Trik Sukses Kirim Kuisioner PMP

Hem, Selamat malam para operator dapodik seluruh Indonesia. Pasti banyak diantara kalian yang kesulitan mengirim data PMP (Penjaminan Mutu Pendidikan) di Versi 1.4. Namun ada kabar gembira untuk teman-teman semua. Kemarin tanggal 17 Nopember 2016 ada rilis Patch PMP Versi 1.5. Dan selain itu, di versi 1.5 ini kalian akan dengan mudah mengirim kuisioner PMP hanya dengan hitungan menit bahkan detik.

Penasaran bagaimana caranya kan? Yup disini saya akan membagikan caranya.

  1. Unduh patch PMP versi 1.5 di sini.
  2. Backup database di aplikasi PMP versi 1.4 (untuk menghindari jika terjadi error saat upgrade).
  3. Jangan sekali kali uninstal aplikasi PMP versi 1.4.
  4. Instal patch PMP versi 1.5 klik next sampai selesai.
  5. Restart laptop/komputer.
  6. Login PMP seperti biasa.
  7. Tampilan login memang masih versi 1.4 namun saat sudah login akan muncul versi 1.5.
  8. Apabila saat sudah login yang muncul masih versi 1.4 maka hapus chache browser.
  9. Apabila sudah berhasil login silahkan kirim data.
  10. Apabila koneksi internet stabil maka dijamin data akan terkirim dengan cepat.
  11. Jika sudah terkirim, silahkan tunggu 5 s.d. 7 hari untuk pemrosesan data di server pusat.

Demikian info dari saya. Sekiranya bisa mengatasi kesulitan teman-teman operator.

God Bless

Hem, dilihat dari judul postingan ini, pasti temen-temen berpikiran tentang hal-hal mistik (sok tahu 😆 ). Yup, ide postingan ini muncul saat El tadi baru saja pulang dari Pati (Rumah El ada di Juwana). Dan apa yang pertama kali El rasakan saat keluar dari gerbang selatan Pati Bumi Mina Tani? Gelap pake buanget. Jujur, El orangnya tidak suka sama yang gelap-gelap. Perasaan lampu sepeda motor yang El pakai udah terang deh, soalnya keluaran 2012 (dilarang meyebut merk hohohohoh). Namun, tetep aja kurang mumpuni dengan keadaan jalan yang sangat gelap.
Saat itu dalam hati kecil El yang paling dalam (tidak bermaksud lebay lho…) muncul sebuah harapan, seandainya saja ada lampu kota di kanan kiri, seperti lampu kota yang ada di jalan lingkar selatan Pati, pasti suasananya tidak semenegangkan ini. Jujur saat El lewat jalan pantura Juwana-Pati, El sering banget dikagetkan sama orang-orang yang sering jalan kaki di pinggir jalan, orang-orang yang naik sepeda, dll. Pengen marah, tapi ndak mungkin, soalnya mereka kan sama-sama pengguna jalan. Hanya saja situasinya yang tidak memungkinkan.
Terkadang El juga berpikir, bagaimana ya kalo sepeda motornya dikasih lampu tambahan yang sangat terang, dan jangkauannya jauh banget? Namun, hal tersebut belum jadi kenyataan sampai sekarang, huff 😦 , karena mungkin memang akan nyaman untuk El, tapi kasihan juga pengguna jalan yang ada di depan El. Otomatis akan silau sekali gara-gara lampu El. Oh…. sungguh ironis sekali.
El juga sempet berpikir, bagaimana kalo mengusulkan hal ini sama pemda ya? Namun bingung juga sih, usulnya lewat apa? Secara El kan hanya rakyat kecil yang tidak punya pangkat dan jabatan, hemmm, bingung lagi kan??? Dan akhrinya El hanya bisa menulis dan menulis di blog El ini.
Buat temen-temen yang sering menggunakan jalur Pantura terutama jalur Juwana-Pati saat malam hari, hati-hati ya, soalnya jalanya gelap banget. Ok 🙂 .
God Bless All

Disaat Turun Hujan

Hem, aroma tanah yang bercampur dengan air hujan, sangat khas. Orang Jawa menyebutnya dengan bau “ampo”. El sendiri ndak tahu, kok bisa disebut seperti itu, :lol:. Yang penting adalah suasana hujan itu sendiri. Namun, suasana yang dirasakan setiap orang tentunya berbeda-beda.
Seorang petani, akan sangat bersyukur sekali jika turun hujan di musim kemarau. Tentunya dengan intensitas yang cukup dan tidak berlebihan.
Seorang pembuat kerupuk, akan sangat sedih sekali. Karena musim kemarau yang dinantinya berubah menjadi petaka. Mereka tentunya akan sangat kerepotan jika turun hujan.
Seorang petani garam, yang sudah menanti untuk panen di musim kemarau, akan sangat kecewa, karena hujan yang turun menggagalkan panennya.
Orang yang hidup di daerah tandus dan langka air, tentunya akan sangat bersukacita. Mereka seperti menemukan tambang emas.
Ya, itulah hujan. Hujan bisa membuat orang senang dan bisa juga membuat orang kecewa. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.
God bless 😆

Tadi siang sepulang kerja, El tanpa sengaja melihat segerombolan anak bermain bilyard. El perhatikan, ada yang aneh dengan mereka. Mereka masih mengenakan seragam berwarna putih abu-abu. Ya, mereka adalah sekelompok siswa SMA.
Kaget bercampur prihatin. Itulah yang El rasakan siang tadi. Kok bisa? Bukan karena mereka tidak pulang dulu setelah sekolah, ataupun bukan karena seragam yang mereka kenakan. Namun, karena keesokan harinya, tepatnya tanggal 30 Mei 2012, mereka akan menghadapi UKK ( Ulangan Kenaikan Kelas ).
Hati El menangis melihat hal itu. Disaat orang tua mereka sibuk mencari uang, yang tentunya untuk membiayai sekolah mereka, eh mereka terkesan cuek. Boleh-boleh saja main bilyard untuk sekedar refreshing. Tapi ingat, jangan saat akan menghadapi UKK. Setidaknya penuhilah kewajiban kalian sebagai anak dengan memberikan nilai yang membanggakan orang tua kalian. Setidaknya hargailah jerih payah orang tua kalian, mengingat jasa mereka buat kalian.
Kalian juga harus ingat, bahwa masih banyak anak-anak yang ingin sekolah, tapi tidak bisa dikarenakan biaya. Jadi, bersyukurlah atas kehidupan yang kalian miliki saat ini.
God Bless 😆

Oh, Listrik “Mati” Lagi

“Listrik mati”, setidaknya kalimat itulah yang terucap dari bibirku. Memang terkadang agak jengkel juga jika berurusan dengan aliran listrik yang tiba-tiba mati. Ibu-ibu rumah tangga yang sedang asyik mencuci, menanak nasi dan mengoven pun harus segera menghentikan aktivitasnya (dipaksa berhenti maksudnya :lol:). Selain itu, anak-anak kecil yang sedang menonton acara kesukaanya, atau yang sedang main PS, juga tiba-tiba “ngambek” dan tidak jarang ada yang sampai menangis gara-gara tidak bisa melanjutkan aktivitasnya. Dan untuk El, wah wah wah, terkadang emosi juga, terutama saat mengerjakan tugas kuliah, yang harus berhenti karena listriknya “mati” (maklum, laptopnya masih jadul, jadi cuma kuat 2 jam baterainya, hehehe).
Disisi lain, karena kebetulan El tinggal di desa yang berbasis industri, dengan adanya listrik “mati”, juga membuat ayah El tidak bisa bekerja.
Memang ada sebagian orang yang memanfaatkan GenSet (Generator) untuk mengatasi hal ini. Namun sayang, tidak semua orang mempunyai GenSet.
Yup, sudah dulu ya, karena listriknya sudah hidup lagi, El mau lanjutin buat tugas dulu, sekalian biar laptopnya bisa tak charge. Met beraktivitas, God Bless All 😆 .

Hem, mungkin setiap orang berpikir kalo posting lewat handphone akan sangat melelahkan. Tapi, hal itu sangat menyenangkan sekali untuk El 😆 . Kok bisa? Hehehe, yup, hal ini El rasakan saat El terbaring di RS kemarin. Namanya juga di RS, mana boleh main laptop? Kalo ketahuan susternya atau dokternya bisa2 kena marah, hehehe, kan otomatis disuruh istirahat total. Namun, yang namanya jiwa penulis (lebay mode on 😆 ) mau gimana lagi? Hehehe.
Lanjut, yup langsung saja El ambil hp Nokia 5233 yang El punya untuk mencoba menuangkan semua ide El di HP lewat aplikasi Note. Memang dulu El pernah nyoba posting blog lewat HP, itu sih karena dulu belum punya PC ma laptop, jd terpaksa pake HP postingnya. Namun asyik juga kok posting lewat HP, diantaranya adalah :
1. Bisa posting dimana saja, bahkan di RS sekalipun :lol:.
2. Bisa posting sambil tiduran.
3. Hemat energi.
Itu beberapa keuntungannya, tapi yang paling membantu El adalah, bisa posting dimana saja tanpa harus membawa laptop (maklum, belum punya tablet, hehehe), selain itu, juga sangat membantu buat temen-temen yang memang hobi menulis, tapi peralatan masih terbatas. Jadi, manfaatkanlah HP kalian, seumpama belum ada fitur Note, kalian bisa ketik aja di sms, trus bisa kalian copy paste saat mau upload.
Untuk proses upload, temen-temen bisa buka browser yang ada di hp kalian atau lewat Opera Mini. Trus login aja ke blog kalian, dan copy paste tulisan kalian yang telah selesai diketik. Dan upload deh. Selesai kan?
Semoga tulisan ini bermanfaat :lol:.
God Bless You
Note: tulisan ini El posting pake Handphone

Sangiran, pemikiran pertama yang timbul di pikiran El dan temen-temen GANASPATI (Gabungan Anak UNSA dari Pati), adalah tempat untuk “madak ke rupo” (hanya lelucon diantara kami yang berarti menyamakan rupa, karena merupakan situs prasejarah, hohohoh 😆 ). Yup, memang sih bener buanget, disana merupakan situs penemuan fosil manusia purba “Meganthropus Paleojavanicus” (kalo ndak salah, katu guru sejarah q dulu, hehehe). Lanjut!!!!!

Kenapa kami memilih Sangiran untuk berkunjung? Karena saat pergi ke kampus kami yang ada di kota Solo (Universitas Surakarta), rombongan kami melewati kab. Sragen, karena kami memilih melewati jalur Purwodadi Solo (karena lebih dekat walaupun jalane ah hem, sungguh luar biasa hohohohoho ).

Hem, awalnya kami tidak berniat ke sana karena tujuan kami dari rumah adalah kuliah, hohohohoho. Namun kebetulan, saat itu rombongan kami cuma berempat saja (El, Pak Luluk, Mas Wal, dan Bang Saifudin). El, Pak Luluk dan Mas Wal kebetulan sudah mengambil skripsi, sedangkan Bang Sai masih aktif kuliah.

Sabtu itu, tepatnya tanggal 5 Mei 2012 kebetulan kami bertiga yang sudah skripsi bisa pulang agak siang, karena hanya bimbingan saja dan mengurus masalah skripsi. Namun, salah satu teman kami yaitu Bang Sai, terpengaruh oleh rayuan kami bertiga supaya membolos pada jam terakhir (dengan catatan kami harus membuatkan tugas kuliahnya, heheheh 😆 ). Tapi ndak apa-apa lah, itung-itung “ngamal” plus memperdalam ilmu PHP nya El dkk dan bisa refreshing, 🙂 .

Sekitar pukul 14.30 kami berangkat dari kampus menuju Situs Sangiran. Sampai di sana, ada 2 obyek wisata yang disajikan, yang pertama Menara Pandang, yang kedua Museum Sangiran. Karena jalan menuju Menara Pandang yang pertama kali kami temui, maka kami memutuskan untuk mengunjungi Menara Pandang terlebih dahulu. Kesan pertama kami saat disana adalah, weleh weleh, “apik tenan” (bagus sekali). Yup, pemandangan dari atas Menara Pandang sangat indah sekali, jarang sekali bisa menyaksikan pemandangan seperti itu di tempat tinggal El. Hem, mengobati rasa rindu El untuk muncak, karena hampir 3 tahun El gak pernah muncak.

Setelah asyik menikmati pemandangan alam yang luar biasa di Menara Pandang dan tentunya sambil berfoto ria, kami melanjutkan perjalanan kami ke Museum Sangiran (Ini yang El tunggu-tunggu).

Kami sampai di Museum Sangiran pukul 15.30 WIB, dan kami harus membeli tiket seharga 3000 rupiah per orang (menurut El itu harga yang sangat murah untuk memasuki sebuah museum semegah itu). Namun ternyata jam 16.00 sudah tutup, dan menurut pesan Mbak yang menjaga loket tiket masuk kami disarankan untuk masuk ke museum terlebih dahulu.

Di museum itu terdiri dari 3 ruang, namun sayang kami hanya bisa memasuki 2 buah ruangan saja, karena waktu yang tidak mencukupi. Di sana ada banyak sekali fosil manusia purba, buaya, kura-kura dkk. Banyak sekali wisatawan yang berasal dari murid-murid sekolah, karena merupakan salah satu wisata pendidikan. Namun El berjanji, suatu saat nanti El akan kesana lagi untuk mengunjungi ruang yang ke 3. 😆

Di Museum ini juga dilengkapi dengan tanyangan pendek tentang terjadinya tata surya, lumayan juga untuk menambah wawasan 🙂 . Selain itu, ada juga pemutaran film 3 dimensi yang tentunya harus membeli tiket terlebih dahulu. Menurut pengamatan El, museum ini sudah berstandar internasional (agak sok tahu, hohohoho). Kenapa El bisa ngomong seperti itu, karena pertama dari fosil yang ada di sana, yang salah satunya fosil manusia tertua di Pulau Jawa, kedua, museum ini sudah diakui oleh UNESCO, ketiga, pengamanan yang sangat ketat, El lihat dari banyak nya kamera CCTV di semua sudut ruangan dan banyak sekali satpam yang ramah-ramah, dan yang terakhir bangunan dan cara penyusunan informasi yang tidak hanya berupa tulisan, tapi ada yang berupa video. Itu menurut El sih, karena maklum, baru tahu ada museum kayak gitu, hohohoh 😆 .

Sudah dulu cerita El, semoga bermanfaat.

God Bless You 😆 .

Facebook Error

Screen Shoot Saat FB Error

Hem, pagi-pagi sekitar pukul 08.30 WIB El sempet uring-uringan gara-gara pas buka FB muncul tulisan “Maaf Terjadi Kesalahan”. Wah langsung bingung, soal e jujur FB sangan berperan banget dalam hidup El, terutama di group yang khusus berisi teman-teman kuliah El. Maklum lah, di group itu El bisa mengkases tugas apa yang harus dikumpulkan dan pengumuman-pengumuman seputar kuliah kalo El pas ndak masuk kul. Itulah konsekuensi kuliah kelas transfer, yang jaraknya lumayan jauh dari rumah El, jadi ya cuma bisa mengandalkan jejaring sosial untuk sharing informasi, biar ngirit sih, hohohohoh.

Sampai saat tulisan ini El posting, FB El belum bisa dibuka, padahal tadi sempet dapat SMS dari temen, kalo FB udah normal lagi, aduhhhhh, tambah jadi bingung nih 😦 . Hem ada apa to sebenarnya dengan FB El? El cuma bisa menunggu dan menunggu, semoga saja cepet bisa dibuka lagi tuh FB. Buat temen-temen yang juga mengalami nasib sama dengan El, ayo kita sama-sama menunggu, hehehhe.

Dari pelajaran kali ini El bisa menyimpulkan, jangan sekali-kali mengandalkan jejaring sosial untuk hal yang penting dalam hidup kita. Boleh sih kita mengandalkannya, tapi kita juga harus punya cadangan, maksudnya jangan hanya mengandalkan saja. Selain jejaring sosial kita bisa mengandalkan yang lainnya, salah satu contohnya adalah handphone. Walaupun kita harus rela berkorban sedikit (beli pulsa) namun El rasa cukup efektif kok.

Biarlah ini menjadi pelajaran yang berharga untuk El dan temen-temen bloger yang merasa senasib dengan El, :lol:.

Hem…..
Dari namanya saja sudah gitu, pasti sebelum El jelasin sudah pada tahu dunk artinya, hehhehehe. Tapi sayang, El belum berkeluarga, alias masih sendiri (hahahahaha). Jadi ya alone deh, hehehehe. Coba boleh ajak cowoknya pa ceweknya pasti lebih rame kan (sayang harus yang sudah resmi menikah, sedangkan El baru tunangan, jadi ya belum boleh 😦 ).

Yup, Family Gathering ini diadakan di Malang, tepatnya di Taman Safari, BNS (Batu Night Specktaculer).

H-1 adalah persiapan El buat ikut acara itu, tapi selalu aja jadi sebuah pobia buat El kalo naik bus (I dislike it 😦 ). Jujur saja ya, El tuh suka mabok darat kalo naik bus, apalagi yang ber AC, hem bingung kan kalo kalian jadi El. Di sisi lain El pengen gak usah berangkat, tapi di sisi lain El gak enak sama big bos nya (Pak Kepsek hehehheeh 😆 ). Masak gak bisa ikut Family Gathering Cuma gara-gara mabuk darat??? Apa kata dunia (lebay mode on 😆 ).

Untung saja saat itu El berpikir, El gak boleh menyerah, harus ada jalan keluar dunk. Dan……. eng ing eng, El dikasih tahu sama Ibu, mending periksa aja ke dokter biar gak mabuk, tapi dokter e yang dosis obat e agak tinggian. Soal e pernah suatu saat El periksa supaya gak mabuk ke dokter, tapi masih aja mabuk. Kan jadi percuma dunk periksanya.

Next…….
Dan persiapan pun dimulai, tapi saat malem e mau persiapan buat packing, eh malah ketiduran gara-gara habis minum obat dari dokter (lumayan ngantuk sich soalnya).

Hari H (Hari Pertama)
Karena saking pulasnya tidur El, jadi ya bangun jam 04.30 WIB dech, lumayan agak siang dari yang ditargetkan oleh alram hp El (alarm e tak pasang pukul 04.00 WIB, jadi korupsi 30 menit :lol:). Karena agak kesiangan, langusung aja kebut sana kebut sini, packing baju lah, peralatan bubuk lah (maklum menginap 1 hari), peralatan mandi lah, dll. Namun, Puji Tuhan, El pas kumpul di Terminal Juwana gak ketinggalan kok.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya 5 buah bus pun datang dan berangkat dech. Hehehhehehe. Namun, inilah gak enaknya orang yang suka mabuk darat, gak bisa lihat pemandangan bu, bisane cuma tidur aja di dalam bus. Namun saat di dalam bus, ada temen kerja yang usil, dan El di sms sama dia yang isinya, “ANTIMO, ANTIMO”. Ya malah ketawa dunk El, aneh-aneh aja tuh anak (soale tahu sih kalo El tuh suka mabuk darat 😆 ). Tapi dari lubuk hati El yang terdalam, hem, tunggu saja nanti, pasti El gak akan mabuk (maklum pengalaman terakhir pas piknik gereja di Baturaden, satu kali perjalanan El mabuk sampai 18 X, sampai tempat sampahnya penuh gara-gara El 😦 ).

Dan…………… Puji Tuhan, saat berhenti buat makan siang di Tuban, El sama sekali gak mabok (senangnya hatiku, hehehehehehe 😆 ). Wah, mimpi apa El semalam, rekor dunk, Juwana-Tuban gak mabuk, soale biasane Juwana-Pati aja udah amit-amit heheheheh. Karena makan siang e di restoran, dan prasmanan, antrinya buuuuuuu, kayak antri sembako, maklum lah 5 bus tumplek blek jadi 1. Jadi ya sabar sabar sabar……

Karena masih ½ perjalanan lagi, ya El gak berani makan banyak-banyak lah, soale takut mabuk (lakone kok mabuk wae :mrgreen: ).
Dan akhirnya, sampai juga di Taman Safari II Indonesia yang ada di Prigen, Jawa-Timur. Namun sayang, karena macet ya agak kemaleman deh sampainya di sana. Masak jam 16.30 WIB baru masuk, ya udah pada ngandang semua lah binatang e. Tapi gak pa pa sech, itung-itung refreshing sejenak :lol:.
Setelah itu, makan malam dunk, yah di restoran lagi, prasmanan lagi prasmanan lagi, antri lagi antri lagi. Tapi gak papa deh, yang penting kenyang nih perut. Sambil bisa menikamati indahnya lampu-lampu malam hari.

Bersambung ke Part 2………….

Kisah Pohon Apel

Saat El browsing, tanpa sengaja El menemukan sebuah artikel yang sangat menyentuh hati El, disini El akan membagikan cerita itu, sebuah cerita refleksi tentang kehidupan kita dan orang tua kita. Semoga menjadi berkat.

Suatu ketika, hiduplah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di bawah teduh dan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.

“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang; tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. ”

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.

“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”

“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. “Ayo bermain-main lagi deganku,” kata pohon apel.

“Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah .” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.”Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”

“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.

“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”

“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Sumber asli:

Klik di SINI

SEMOGA MENJADI BERKAT.

God Bless You